Deepfake adalah teknologi yang memanfaatkan algoritma pembelajaran mendalam (deep learning) untuk menghasilkan konten manipulatif, baik itu manipulasi foto maupun manipulasi video. Proses pembuatan deepfake melibatkan berbagai langkah yang kompleks dan teknologi berkemampuan artificial intelligence (AI) untuk menyatukan kemiripan seseorang ke wajah orang lain. Langkah awal dalam pembuatan deepfake adalah pengumpulan data wajah, di mana ribuan gambar dari orang target dikumpulkan. Gambar-gambar ini dapat diambil dari berbagai sumber, termasuk media sosial, untuk menciptakan model wajah yang realistis.
Setelah data wajah diperoleh, tahap berikutnya adalah pelatihan jaringan adversarial generatif (Generative Adversarial Network – GAN). Dalam proses ini, dua jaringan neural berkompetisi satu sama lain: generator yang menciptakan gambar baru dan diskriminator yang berusaha membedakan antara gambar asli dan gambar yang diproduksi. Melalui umpan balik dari diskriminator, generator terus memperbaiki output-nya sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan gambar yang sangat meyakinkan.
Selanjutnya, setelah model wajah siap, proses pengeditan video dilakukan. Di tahap ini, teknologi deepfake mengintegrasikan wajah yang dihasilkan ke dalam cuplikan video yang telah dipilih. Selain itu, manipulasi audio juga digunakan untuk memastikan bahwa suara yang dihasilkan sesuai dengan gerakan bibir dan ekspresi wajah, menciptakan ilusi yang lebih realistis. Penggabungan semua elemen ini sangat bergantung pada keahlian teknis yang diperlukan dan pemahaman mendalam mengenai penggunaan alat-alat tersebut.
Dengan pemahaman yang menyeluruh tentang cara kerja deepfake, individu dan organisasi dapat lebih sadar akan potensi penyalahgunaan teknologi ini serta pentingnya kebijakan etika yang harus diterapkan dalam penggunaannya.